KAWASI, (JaringanMalut.id) – Di tengah geliat industri nikel yang kian kompetitif dan terbuka terhadap investasi asing, Harita Nickel mengambil langkah strategis dalam pemberdayaan generasi muda.
Program yang dilakukan adalah, Peningkatan Keahlian dan Keterampilan Pemuda (PELITA) yang kini memasuki batch ketiga. Perusahaan mengarahkan fokus pelatihan pada kemampuan berbahasa Mandarin. Bahasa yang kini memegang peranan penting dalam komunikasi industri global.
Setelah dua angkatan sebelumnya berhasil mencetak puluhan tenaga kerja terampil di bidang teknis, seperti operator untuk wheel loader dan overhead crane, kali ini Harita Nickel mempersiapkan pemuda dari Desa Soligi dan Kawasi untuk menghadapi tantangan yang lebih global:
“PELITA bukan sekadar pelatihan keterampilan, tetapi bagian dari strategi besar kami dalam membekali pemuda lokal melalui kemampuan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini,”ujar Ifan Farianda, Community Development Manager Harita Nickel, Kamis (31/07/2025)
Perusahaan menginginkan peserta yang dilatih ini memiliki daya saing bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional bahkan Internasional. Pemilihan Bahasa Mandarin sebagai fokus pelatihan ini bukan tanpa alasan.
Karena seiring meningkatnya kolaborasi dengan mitra kerja dari Tiongkok, komunikasi menjadi salah satu tantangan yang kerap muncul di lapangan. Olehnya itu, Harita Nickel merespons tantangan ini dengan membangun kapasitas anak-anak muda di sekitar wilayah operasionalnya.
“Bahasa Mandarin kini menjadi salah satu bahasa internasional paling strategis. Tenaga kerja lokal yang bisa menjembatani komunikasi tentu sangat dibutuhkan,”ujar Ifan

Pelatihan ini, Harita Nickel menggandeng lembaga pelatihan bahasa berbasis di Jakarta yang juga memiliki jejaring internasional di Singapura. Program ini akan berlangsung selama enam hingga tujuh bulan, dengan materi mencakup tiga level sertifikasi HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi)
Yakni, HSK 1, HSK 2, dan HSK 3, yang merupakan standar internasional dalam penguasaan bahasa Mandarin.
Sebanyak 30 peserta terpilih dari Desa Soligi dan Kawasi mengikuti pelatihan ini.
Mereka dibagi dalam dua kelompok utama: kelas reguler untuk lulusan SMA yang belum bekerja, serta kelas pelajar bagi siswa SMA kelas dua dan tiga. Strategi ini bertujuan memberikan bekal sejak dini sebelum para peserta masuk ke dunia kerja atau bahkan melanjutkan studi ke luar negeri.
“Target kami, peserta dapat mencapai HSK level 3. Dengan sertifikasi ini, mereka sudah mampu melakukan komunikasi dasar dalam lingkungan kerja, termasuk sebagai penerjemah pemula atau staf administrasi,”ucapnya
Meski demikian kata Ifan, suksesnya program ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Karena itu, ditekankan pentingnya sinergi antara perusahaan, pemerintah desa, dan keluarga peserta.“Kami percaya, jika semua elemen bekerja sama, hasilnya akan nyata. Pemuda yang lebih siap, lebih percaya diri, dan lebih berdaya,”ungkapnya
Melalui PELITA, Harita Nickel tak hanya membangun kompetensi individu, tetapi membawa desa-desa di pesisir Pulau Obi menuju peta ekonomi global yang lebih besar.
Tentang Harita Nickel
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel merupakan bagian dari Harita Group yang mengoperasikan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Selain IUP Pertambangan, perusahaan sejak 2017 telah memiliki pabrik peleburan (smelter) nikel saprolit dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan sejak 2021 juga memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery) nikel limonit dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di wilayah operasional yang sama.
Kedua fasilitas tersebut hadir untuk mendukung amanat hilirisasi dari pemerintah Indonesia.
Harita Nickel menjadi pionir di Indonesia dalam pengolahan dan pemurnian nikel limonit (kadar rendah) dengan teknologi HPAL. Teknologi ini mampu mengolah nikel limonit yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, menjadi produk bernilai strategis berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Dengan teknologi yang sama, MHP sebagai intermediate product telah berhasil diolah menjadi produk akhir berupa Nikel Sulfat (NiSo4) yang merupakan material inti pembuatan katoda sumber energi baru, yaitu baterai kendaraan listrik. (met/JM)