TOBELO, (JaringanMalut.id) – Hampir tiga dekade beroperasi, PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) selalu berkomitmen menjaga dan melestarikan alam.
Di Hari Konservasi Alam Nasional yang diperingati setiap 10 Agustus, perusahaan tambang emas yang beroperasi di Gosowong Halmahera Utara, Maluku Utara ini menjadikannya sebagai momentum untuk merefleksi pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
“Komitmen kami untuk menjaga dan merawat alam ini, bukan sekadar janji, melainkan aksi nyata yang kami lakukan,”tegas Widi Wijaya, Manager Health, Safety, and Environment NHM, Selasa (12/08/2025)
Di atas lahan kontrak karya seluas 29.622 hektar, perusahaan membangun Nursery lebih dari 8.000 meter persegi. Di sinilah bibit-bibit tanaman endemik Halmahera dirawat. Bukan hanya untuk reklamasi tambang, tetapi sebagai wujud tanggung jawab ekologis jangka panjang.
Berbeda dari tambang terbuka, NHM mengoperasikan dua tambang bawah tanah – Kencana dan Toguraci – yang meminimalkan kerusakan hutan di permukaan.
“Penambangan bawah tanah lebih ramah bagi ekosistem. Tutupan hutan tetap terjaga, flora dan fauna tidak banyak terganggu dan hutan lindung tetap utuh,”ujar Wijaya
Komitmen ini juga diakui pemerintah daerah. Yudihart Noya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Halmahera Utara, menegaskan, dengan pengawasan ketat dan pemantauan rutin, model tambang bawah tanah membantu mempertahankan keseimbangan hutan di atasnya.”

Tak hanya itu, NHM juga mengembangkan “Kantong Satwa” – area bekas tambang yang direklamasi menjadi habitat baru bagi satwa liar.
Berbatasan langsung dengan hutan asli Halmahera, kawasan ini kini menjadi rumah bagi burung Paruh Bengkok, Burung Gosong, Kuskus, dan satwa endemik lainnya. Ini karena pemantauan populasi dilakukan setiap enam bulan untuk memastikan keseimbangan ekosistem.
“Kantong Satwa membuktikan reklamasi bisa lebih dari sekadar menutup lubang tambang. Ini ruang hidup baru, bukti bahwa tambang dan alam bisa berjalan seiringan,”jelasnya
Seluruh program pengelolaan lingkungan NHM kata Widi Wijaya, dijalankan dalam kerangka Sistem Manajemen Lingkungan Terpadu yang telah tersertifikasi ISO 14001.
“Bagi NHM, tambang bukan ancaman, melainkan mitra kelestarian alam sekaligus penggerak kemajuan masyarakat Halmahera Utara, Maluku Utara,”pungkasnya. (met/JM)